Senin, 24 Mei 2010

Provinsi Sulawesi Utara sejak dulu memang dikenal sebagai salah satu daerah penghasil rempah – rempah di kawasan timur indonesia. Buktinya tahun 1912 saat bangsa belanda datang kemaluku dan sulut salah satu yang dicari mereka ialah rempah –rempah yakni palah cingkeh dan kopra.

Hal itu dikatakan Gubernur Sinyo Harry Sarundajang ketika tampil sebagai pembicara pada Lokakarya Nasional Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara 2010 di M Icon Manado, Senin (24/5). Rempah – rempah Sulut sangat diminati oleh negara penjajah tersebut karena selain digunakan bagi kebutuhan kosmetik juga dapat digunakan sebagai bahan pemanas, ujar Sarundajang.

Sarundajang mengatakan, hingga kini tiga komoditi unggulan sulut tersebut masih tetap dipertahankan seperti buah palah yang berasal dari sulut merupakan pemasuk 75 persen produksi nasional, sedangkan cengkih dan kelapa masih terus menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan kehidupan petani Sulut. Contohnya Sulut satu-satunya daerah yang mendapat julukan sebagai daerah nyiur melambai oleh karerna buah kelapa itu sendiri.

Bagian lain Sarundajang juga menjelaskan Sulut dikenal sebagai salah satu daerah bahari di mana dari tujuh provinsi kepulauan sulut merupakan salah satunya setelah NTT,NTB, Maluku, maluku Utara Bangka belitung (babel) dan Kepri.

Sebagai Gubernur di daerah kepulauan diakuinya sangat berat, namun dengan kegigihannya sebagai seorang pemimpin yang merakyat SHS mampu memperjuangkan berbagai sarana infrastruktur sektor perhubungan di tiga kepualauan yang ada disulut yakni Kabupaten kepulauan Talaud, sangihe dan Sitaro dengan meyediakan pelabuhan-pelabuhan di pulau-pulau yang belum memiliki dermaga maupun kepal fery yang hingga kini masih eksis melayari daerah kepulauan tersebut.

Untuk itu Sarundajang memberi apresiasi kepada mahasiswa se Indoensia yang mengikuti lokakarya tersebut. Mudah-mudahan sekembalinya adik-adik ke kampus masing-masing dapat menerapkan ilmu yang diperolehnya selama mengikuti kegiatan ini

0 komentar:

Posting Komentar